Sabtu, 04 Juni 2016

Ada 4 U dalam menulis judul

  1. Useful – menjelaskan manfaat untuk pembaca
  2. Urgency – terkesan mendesak/darurat/penting
  3. Unique – menyajikan ide utama dari sudut pandang yang berbeda dari konten lain
  4. Ultra-specific – ditulis dengan spesifik

Kamis, 02 Juni 2016

Kriteria Penilaian Rangking Universitas World Class Menurut Webomatric

Webometric adalah salah satu perangkat atau sistem untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap kemajuan seluruh universitas atau perguruan tinggi terbaik di dunia (World Class University) melalui Website universitas tersebut.
Kriteria penilaian dalam pemeringkatan universitas World Class menurut Webometrics adalah sebagai berikut :
1. Presence (20%) 
Presence (20%) adalah jumlah halaman web host dalam webdomain utama (termasuk semua subdomain dan direktori) dari universitas yang diindeks oleh mesin pencari Google. Penilaian ini menghitung setiap halaman web, termasuk semua format yang diakui secara individual oleh Google, termasuk halaman statis dan dinamis dan selain rich files.
2. Impact (50%)
Impact (50%) adalah kualitas konten dievaluasi melalui “virtual referendum” dengan menghitung semua external inlinks yang diterima oleh webdomain Universitas dari pihak ketiga. Link tersebut mengakui prestise institusional, kinerja akademik, nilai informasi, dan kegunaan dari layanan seperti yang diperkenalkan dalam halaman web sesuai dengan kriteria jutaan web editor dari seluruh dunia. Data visibilitas link dikumpulkan dari dua provider informasi yaitu Majestic SEO dan ahrefs. Keduanya menggunakan crawler sendiri, menghasilkan database yang berbeda yang digunakan bersama-sama untuk saling melengkapi atau memperbaiki kesalahan. Indikatornya adalah produk dari jumlah backlink dan jumlah domain yang berasal dari backlink tersebut, sehingga tidak hanya penting popularitas link tetapi juga keragaman link.
3. Openness (15%) 
Openness (15%) merupakan jumlah file dokumen Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft Word (.doc,.docx) and Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx) yang online/open di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar).
 4. Excellence (15%)
Excellence (15%) merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking dan di Google Scholar.

Kriteria Penilaian Rangking Universitas Terbaik

Ada banyak lembaga atau organisasi yang melakukan pemeringkatan / rangking universitas terbaik di dunia, diantaranya Shanghai Jia Tong University Rankings, Times Higher Education Supplement (THES), Webometrics Ranking of World Universities, International Rankings Expert Group & The Berlin Principles, Global University City Index, 4ICU, World Education News & Reviews (WENR), Academic Ranking of World Universities dan QS World University Ranking.

Berikut beberapa kriteria penilaian universitas terbaik oleh QS World University Ranking atau sering disebut QS Star :
1. Research Quality yang menyumbang 60% bobot penilaiannya

a. Academic Peer Review, memiliki bobot yang paling besar diantara indikatorindikator lainnya, yaitu 40%. Academic peer review dilakukan dengan menyebarkan angket online kepada 190.000 akademisi yang tersebar di seluruh dunia. Untuk menjaga kesesuaian hasil review, maka pembobotan yang digunakan dilakukan dengan menyesuaikan letak geografis serta kesesuaian bidang ilmu antara perguruan tinggi yang direview dengan reviewer.

b. Citation Per Faculty, melihat berapa banyak publikasi paper dari peneliti (professor) di universitas tersebut dan jumlah citation (kutipan) berdasarkan data dari the Essential Science Indicators (ESI)


2. Graduate Employability berpengaruh 10%

Kriteria penilaian ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alumni sebuah perguruan tinggi dalam bekerja dan jumlah penghasilan yang diperoleh. Penilaian ini dilakukan melalui survey online yang ditujukan kepada perusahaan yang memperkerjakan lulusan/alumni perguruan tinggi yang dinilai.


3. International Outlook bobotnya 10%  
Perguruan tinggi world class diartikan dengan banyaknya mahasiswa asing yang menuntut ilmu, serta tenaga pengajar asing yang bekerja pada perguruan tinggi tersebut. Penilaian terhadap kriteria ini dibagi kedalam 2 indikator, yaitu: International Students dan  International Faculty-nya.


4. Teaching Quality dengan bobot  20%,   
Pada kriteria ini penilaian dilakukan dengan melihat perbandingan antara tenaga pengajar dengan mahasiswa.

Sabtu, 28 Mei 2016

Jenis Gaya Belajar

Pernah anda membayangkan, di suatu kelas semua siswa pastinya di beri pelajaran yang sama, diajar oleh guru yang sama, menggunakan buku yang sama, tetapi ketika evaluasi mengapa para siswa memiliki prestasi yang berbeda-beda ?
Salah satu penyebabnya adalah perbedaan gaya belajar dari tiap siswa. Masalahnya adalah, guru di sekolah menyampaikan materi pelajaran dengan satu metode. Sehingga siswa dengan gaya belajar yang tidak selaras dengan metode pengajaran konvensional akan kesulitan dalam menyerap informasi yang disampaikan. 
Berikut 3 jenis gaya belajar :

1. VISUAL (Visual Learners)
Ada sebagian orang yang dengan melihat secara langsung baru bisa memahami.
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang reibut dan ramai tanpa terganggu
2. AUDITORI (Auditory Learners )
Mungkin anda pernah bertemu atau anda sendiri yang mengalami, ada seseorang yang hanya dengan mendengar saja bisa langsung paham atau percaya.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televisi/ radio
  3. Cenderung banyak omong
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
  5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll 

3. KINESTETIK (Kinesthetic Learners)

Siswa dengan gaya kinestetik ini merupakan kelompok yang paling dirugikan dalam sistem pengajaran konvensional. Apalagi sebagian besar materi pelajaran berada dalam tataran teori.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik